Skip to content Skip to footer

Denim untuk Outdoor Lifestyle, Tepatkah?

Menilik dari perjalanan sejarah, celana jeans selalu dikaitkan dengan pakaian “kelas pekerja”. 

Seperti yang kalian tahu, bentuk pertama denim di abad ke-18, serge de Nîmes (disingkat denim), digunakan oleh para pelaut dan pedagang. Sejak saat itu, “denim” dan bahan tangguh serupa selalu disulap menjadi pakaian untuk pekerja-pekerja “kasar”.

Kisah denim berlanjut saat seorang imigran asal Bavaria, Levi Strauss, bekerja sama dengan seorang tailor bernama Jacob Davis pada 1873. Mereka mengaplikasikan copper rivet pada pola “work pants” berbahan denim. “Karya” mereka pun melahirkan celana jeans dengan merek Levi’s yang kita kenal seperti saat ini.

Para penambang menggunakan celana Jeans (Credits: Dr. Robert J. Chandler)

Pasca kelahiran Levi’s, celana jeans banyak digunakan oleh para penambang dan koboi di Amerika Serikat. Durabilitas pun menjadi harga mati saat itu. Selain bahan denim yang solid, penggunaan rivet pada celana jeans juga berperan penting dalam menjaga durabilitas, terutama di stress point seperti sudut-sudut pocket.

Seiring waktu berjalan, celana jeans mulai masuk ke dunia fesyen pakaian mainstream pada medio 60-70an. Hal ini membuat durabilitas tidak lagi menjadi elemen penting dan lebih mengedepankan “kenyamanan”.

Jeans menjadi fashion staple mainstream di medio 60-70an (Credits: Flashbak)

Pergeseran “permintaan” turut mengarahkan output yang dihasilkan para produsen denim. Konsekuensinya, fabric denim yang dibuat menjadi lebih tipis, lembut, dan stretch untuk mengedepankan kenyamanan. Penyesuaian ini dilakukan atas nama “fashion” dan jauh dari pertimbangan fungsionalitas.

Meski demikian, denim tidak pernah betul-betul kehilangan sisi tangguhnya. Beberapa merek besar, seperti Levi’s, Lee, dan Wrangler, selalu menyediakan classic blue jeans di setiap rangkaian koleksinya.

Perlahan, sisi tangguh denim mendapat perhatian dari “kelompok” baru, yakni pecinta dunia outdoor.

Denim dan outdoor lifestyle

Beberapa tahun ke belakang, perusahaan-perusahaan perlengkapan outdoor ternama dunia mulai mengembangkan denim sebagai material utama produknya, entah dalam balutan gimmick “lifestyle” maupun “performance”.

Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah “Performance Jean” rilisan Patagonia. Jeans ini merupakan gabungan organic cotton denim seberat 10 oz dan fiber Coolmax T400. 

Patagonia Performance Jean (Credits: Patagonia)

Fiber tersebut memiliki teknologi yang dapat mengatur kelembapan dan stretch yang nyaman pada celana tanpa mengubah “tampilan” material. Dengan demikian, Performance Jean akan terlihat seperti celana jeans pada umumnya, namun dengan feel yang jauh lebih nyaman.

Patagonia tidak sendiri, beberapa perusahaan rintisan, seperti Boulder Denim dan Meridian Line, berlomba-lomba di platform pendanaan Kickstarter untuk mengembangkan rangkaian produk jeans khusus outdoor.

Selain itu, ada Backcountry Denim yang menggabungkan denim buatan Cone Mills dengan fiber Dyneema. Fiber ini merupakan ultra-high-molecular-weight polyethylene yang sangat ringan namun memiliki durabilitas layaknya baja. Jeans ini, diklaim Backcountry Denim 250 persen lebih resisten terhadap gesekan.

Menilik rangkaian produk yang dihasilkan para produsen perlengkapan outdoor masa kini, durabilitas kembali menjadi elemen penting dalam celana jeans yang mereka kembangkan.  Langkah ini sejalan dengan tujuan awal Strauss dan Davis saat menciptakan jeans untuk pertama kalinya, yaitu menyediakan pakaian tangguh untuk para pekerja blue collar. Pun, lokasi pekerjaan mereka biasanya tidak jauh dari alam bebas.

Lantas, apakah denim merupakan material yang tepat untuk outdoor lifestyle?  Berikut insight dari sejumlah punggawa brand lokal terkait relevansi denim dan outdoor lifestyle.

“Kalau kita ngomongin outdoor activities kayak hiking gitu, menurut gue denim gak relevan ya. Cuma, kalau kita ngomongin definisi outdoor secara lebih luas, aktivitas ‘di luar rumah’, ya relevan banget. Soalnya jeans jadi salah satu pilihan pakaian yang comfort dan durable juga, bisa dipakai ke mana-mana.”

Direz, Founder Bluesville.

“Mengingat outdoor lifestyle membutuhkan gear yang tangguh, denim jadi top of mind gue sih. Soalnya, denim punya durability dan versatility yang pas untuk berbagai aktivitas outdoor. Terlebih, kegiatan outdoor punya banyak risiko, mulai dari jatoh sampai kegesek. Jadi, lo perlu banget pakaian yang tangguh buat melindungi diri dari risiko-risiko tersebut.”

Hamzah, Co-Founder NBDN Denim Supply

So, is denim an outdoor material? 

“It depends.”