Skip to content Skip to footer

Mitos atau Fakta: Brand Negara Maju > Brand Third-world Countries?

Introduction

Sejak kejadian sebuah brand menggunakan hashtag kontroversial di akhir tahun 2020 ini, khalayak semakin ramai membandingkan brand negara maju dengan brand negara-negara di Asia, termasuk Indonesia. Hubungan kualitas produk dengan origin brand serta harga yang bisa jauh lebih terjangkau menjadi dua hal yang paling sering dibahas. Berikut beberapa faktor yang harus diperhatikan.

#1 Kualitas produk tidak selalu berhubungan dengan tempat produksi dan origin brandnya.
Agak kurang adil sepertinya untuk menilai kualitas sebuah produk dari tempat produksi dan origin brandnya. Jika memang demikian, mengapa ada brand fast fashion Amerika yang dianggap memiliki kualitas baik melakukan produksinya di sebuah negara yang dianggap belum maju?

#2 Harga terjangkau tidak selalu mencerminkan kualitas produk yang rendah.
Sebuah sepatu handwelted yang dibuat di Indonesia bisa memiliki harga yang sama dengan sepatu Goodyear dari negara maju. Pendapatan per kapita dan tax ratio yang lebih rendah, mengakibatkan living cost serta labour cost lebih rendah pula, bisa jadi salah satu penyebabnya. Belum lagi jika memperhitungkan ketersediaan dan legacy pengrajin yang lebih banyak dibanding di negara maju.

#3 Sebaliknya, harga lebih mahal tidak selalu berarti kualitas lebih tinggi loh!
Anggap ada dua brand jeans dengan kualitas material dan tempat pembuatan yang sama. Brand pertama membanderol jeansnya $200 karena ingin melakukan ekspansi, sementara brand kedua hanya menjual $100 karena tidak memikirkan biaya untuk ekspansi. Apakah lebih baik secara kualitas produk?

Kualitas sebuah brand atau produk tidak bisa dihubungkan dengan satu aspek saja, entah itu origin brandnya, tempat produksi, atau pun harganya.