Skip to content Skip to footer

ORBITGear: Do Good and Good Will Come to You

Dengan jenuhnya model di panggung tas lokal, ORBITGear, brand jebolan Darahkubiru yang berfokus di urban techical gear mencoba menghadirkan nuansa baru. Brand ini digawangi oleh 3 orang sahabat, yaitu Yostria, Billy, dan Carlos. Kami berkesempatan berbincang dengan Yostria untuk mengetahui bagaimana mereka membangun ORBITGear sampai bisa ada di tahap ini. Untuk mendapatkan informasi mengenai koleksi terbaru ORBITGear, silakan kunjungi Instagram dan website-nya.

Boleh cerita sedikit bagaimana awal mula terbentuknya ORBITGear dan berapa orang yang terlibat di dalamnya?

ORBITGear secara resmi dibentuk Maret 2017, tapi sebenarnya di bulan Februari kami sudah membuat produk untuk dipasarkan. Untuk tim, ada dua founder aktif yaitu saya dan Billy. Selain itu ada co-founder pasif, salah satu teman sekolah kami, namanya Carlos. Sampai saat ini, bagian manajemen berjumlah empat orang dan di bagian produksi jumlah pegawai ORBITGear 26 orang, yang terdiri dari 20 orang di bagian bagmaker dan 6 orang di bagian quality control.

Kiri – Kanan: Billy, Yostria, dan Carlos.

Apakah kami dapat mengatakan bahwa ORBITGear berhaluan ke arah techwear?

Sebenarnya dari awal kami tidak secara literal menyebut kami masuk ke aliran techwear, tapi jika berbicara techwear itu kan sangat kental dengan fungsionalitas. Kami di ORBITGear sangat terobsesi dengan fungsi. Akhirnya kami masuk ke ranah sub-kultur techwear. Sebenarnya awalnya karena function over form. Selain itu desain kami berfokus pada modularity karena existing product yang ada di scene ini rata-rata modular. Awalnya kita hanya menjadikan hal tersebut sebagai alternatif untuk para enthusiast di bidang techwear. Lama-kelamaan kami menyesuaikan estetik dan fungsinya menjadi lebih progresif lagi. Kalau dikatakan ORBITGear into techwear, betul. Tapi kami lebih senang jika disebut functional technical gear.

ORBITGear berfokus menciptakan tas yang fungsional.

Dari mana inspirasi ORBITGear datang? Apakah ada brand tertentu yang menginfluensi? Bagaimana proses desain di ORBITGear? Apakah semua terlibat atau ada tim khusus?

Secara langsung, desain-desain ORBITGear terinfluensi brand outdoor seperti Mystery Ranch, Osprey, dan The North Face. Dengan preferensi desain yang berkembang, kami beradaptasi dengan styling design brandbrand dari Jepang. Secara personal, sebenarnya saya lebih banyak terinfluensi Massimo Otti dari Stone Island, Jun Takahashi dari Undercover, dan Raf Simons. Saya mengikuti betul bagaimana perjalanan mereka dari awal sampai paling akhir. Khusus untuk desain, kebetulan saya sendiri yang mengerjakan. Mulai dari drafting dan concepting saya yang mengerjakan. Tentu saja sudut pandangnya harus sudut pandang bisnis, saya mempresentasikan hasil konsep saya kepada dua co-founder yang lain. Walaupun secara struktural saya menduduki posisi sebagai managing director, secara bisnis saya tetap harus mendapatkan persetujuan dari dua co-founder yang lain. Untuk tim kreatif, desain, marketing, content direction, sampai IT di luar operasional dan human resouces masih dipegang oleh saya.

ORBITGear banyak terinspirasi dari The North Face dan Osprey.

Menurut Mas Yost, apa yang membedakan ORBITGear dari bagmaker lokal yang lain?

Obsesi kami berfokus pada detail dan fungsi yang berintegritas. Maksud dari fungsi yang berintegritas adalah desain itu harus jujur dan tidak ada yang namanya cutting corner. Kita melakukan hal yang maksimal dilihat maupun tidak dilihat oleh mata. Misalnya, pada bagian yang tertutup liner selalu kami rapihkan. Saya menemukan beberapa brand luar yang sudah punya nama, saat saya bongkar tasnya, benang bekas jahitan tidak di-finishing dengan baik. Sebenarnya mereka berpikir logika, “tinggal ditutupi liner semua beres kan!”. Di ORBITGear tidak seperti itu. Kami memperlakukan semua aspek seperti dilihat oleh customer kami. Yang kedua, kami yakin after sales service kami yang top notch, bahkan sampai level dimana kami mengganti produk cacat dengan produk baru. Selain itu, keunggulan kami adalah memproduksi tas dan apparel secara in-house. Ini menjadi nilai tambah jika ditelusuri lebih lanjut. Kami berusaha memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman, memberikan kompensasi yang fair, dan memastikan bahwa mereka diperlakukan layaknya pegawai kantoran. Jadi, mereka mempunyai paket benefit tertentu. Kami punya model bisnis yang responsible secara internal dan eksternal.

Dengan desain yang futuristik, ORBITGear mencoba hadir di tengah panggung tas lokal.

Berlanjut dari soalan bagmaker tadi, kami melihat ORBITGear sangat memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Apa yang mendasari hal tersebut? Apa keuntungan yang didapat ORBITGear dari sikap tersebut?

Dasar kami melakukan hal ini karena pengalaman. Sejak 2012, saya sudah banyak berhubungan dengan penjahit dan pegawai yang ada di level teknis. Kami banyak menemukan kasus banyak dari mereka yang tidak mempunyai self-esteem untuk mencapai sesuatu yang besar. Bahkan kami menemukan pada beberapa penjahit, mereka mempunyai rasa self-pity yang lebih besar dibanding rasa bangga terhadap diri sendiri. “Saya kan cuma lulusan SD, Pak”, “Saya kan hanya penjahit, Pak”. Itulah dasarnya. Kami ingin mengangkat rasa bangga terhadap profesi mereka setara dengan kami. Kami ingin membuat mereka tidak takut bermimpi seperti “Saya ingin menyekolahkan anak saya sampai tingkat perguruan tinggi”. Jadi, harapan kami saat mereka bekerja di ORBITGear mereka dapat mengatakan, “Saya memang berkerja menjahit, tapi saya bisa menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, dijual dengan harga tinggi, dan pemakainya bisa bangga dengan produk yang mereka beli”. Lalu kami berpikir, mereka tidak bisa merasa bangga terhadap profesi mereka tanpa didukung oleh financial yang mumpuni. Itu kenapa kami berkomitmen memberikan gaji minimal UMR Jakarta dan pada level tertentu dapat naik sampai 25%. Selain itu kami juga memberikan uang makan yang sama dengan kami, fasilitas kopi gratis. Selain itu kami berikan grooming kit dan mengganti sikat gigi mereka setiap dua bulan sekali. Kami juga menyediakan jasa konsultasi gratis dengan konsultan finansial untuk mereka. Contoh kecil, mereka bisa tahu apa yang harus dilakukan jika ingin membeli rumah dengan gaji mereka saat ini. Bahkan, setiap dua bulan sekali kami mengajak para pegawai untuk makan di restoran mewah. Jadi, kami melakukan hal di atas untuk mengangkat rasa bangga mereka bahwa apa yang mereka kerjakan patut dibanggakan. Kami ingin memastikan produk yang datang berasal dari kecintaan para bagmaker terhadap pekerjaan mereka. Akhirnya kualitas produk kami meningkat. Di sisi lain, customer yang aware pada hal ini akan lebih terikat dengan ORBITGear secara emosional. Jadi, kami tidak melakukan ini semata-mata karena kegiatan sosial. Business wise, ini membantu ORBITGear tumbuh.

ORBITGear bisa dikatakan adalah pioneer pengguna fabric X-Pac dan Dyneema di Indonesia. Apa pertimbangan ORBITGear menggunakan kedua fabric tersebut? Mengingat harga dari kedua fabric tersebut lebih mahal dari kompetitor, contohnya Cordura.

Berbicara tentang durabilitas, bukan hanya tentang ketahanan terhadap abrasi. Kami ingin mendapatkan keseimbangan antara berat produk dan durabilitas. Menurut kami, yang memenuhi standar tersebut adalah X-Pac dan Dyneema. Sedikit bocoran, kami akan beralih ke Honeywell® Spectra Fiber dimana hanya empat brand Jepang yang memakai fabric ini. Kualitas fabric ini sejajar bahkan bisa lebih dari Dyneema, tapi memang namanya tidak seterkenal Dyneema karena mereka berfokus ke B2B dan mayoritas penggunaan fabric ini adalah military gear. Kami terus-menerus mencari fabric yang lebih apik dari sebelumnya. Salah satu alasan kami tidak memakai Cordura adalah karena fabric ini sudah terwakili oleh basic fabric kami (Elecor), tapi tidak menutup kemungkinan kami akan menggunakan Cordura 500D atau Ballistic sebagai koleksi basic kami. Selain daripada itu, kami melihat X-Pac dan Dyneema masih mempunyai keunggulan jauh di atas Cordura. Kami coba menghadirkan fabric yang biasanya hanya bisa didapatkan dari brand luar negeri. Walaupun untuk ukuran lokal harganya cukup mahal, tapi untuk pasar internasional harganya terbilang cukup murah.

Proses pemilihan bahan tas ORBITGear.

Mas Yost pernah mengatakan rasio penjualan ORBITGear di pasar internasional dibanding pasar lokal adalah 80:20. Apakah dalam hal ini ORBITGear memang berfokus terhadap pasar internasional?

Kami secara sadar mendesain strategic plan kami untuk pasar global. Ketika kami menyadari dari segi harga, spesifikasi, value yang kami angkat tidak begitu menarik bagi pasar lokal. Hanya segelintir orang (lokal) yang benar-benar mengerti saja yang akan membeli produk kami. Di sisi lain, perlakuan fair yang diterapkan kepada pegawai-pegawai kami mungkin tidak terlalu berdampak terhadap minat dari customer lokal, tapi akan lebih menarik bagi pasar global. Lalu, masalah timbul saat pasar global kesulitan membeli produk dari Indonesia. Maka dari itu kami membuat proses pembelian produk ORBITGear semudah mungkin. Banyak orang luar negeri yang tertarik membeli produk lokal, tapi mereka kesulitan oleh metode pembayaran dan tingginya biaya pengiriman. Kami mempermudah itu semua. Disamping itu kami punya keunggulan lain. Dengan spesifikasi yang sama, ORBITGear menawarkan harga 50-75% lebih murah dari kompetitor. Dan lagi secara kebetulan, early adopter ORBITGear adalah orang-orang yang punya influensi dalam scene techwear luar negeri. Ketika mereka membeli produk kami dan mem-posting-nya, responnya cukup baik dari pasar luar negeri. Akhirnya terjadilah rasio penjualan yang seperti sekarang. Bercerita sedikit, pada tahun 2018 kemarin kami sudah melakukan satu kali pop up store yang diselenggarakan oleh Highsnobiety di Berlin. Pada tahun ini kami berencana membuka pop up store selama tiga bulan di White Rock, yang adalah salah satu toko techwear terbesar di Taiwan.

Didukung oleh sistem manajemen yang baik, ORBITGear mampu menembus pasar internasional.

Dalam beberapa kesempatan, produk ORBITGear terjual habis dalam 10 menit. Dengan tingginya demand tersebut, bagaimana cara ORBITGear menyiasatinya? Sampai kapan tagline “small batch production” akan diterapkan ORBITGear?

Sebenarnya rekor penjualan kami yang tercepat adalah 17 detik dengan jumlah produk terjual 200 unit berharga USD178/unit. Kami rasa definisi small batch production standarnya berbeda-beda untuk setiap brand. Teman kami, salah satu fashion insider dari luar negeri, sempat menghubungkan kami dengan salah satu distributor terbesar Stone Island dan Arc’teryx di Korea Selatan. Kami cukup terkejut bahwa kategori limited menurut mereka adalah 5000 unit. Jadi, kami akan mempertahankan tagline ini karena kami masih punya 5 sampai 10 tahun untuk sampai di level tersebut. Intinya, kami tetap akan menerapkan hal ini. Kami merencanakan semua ini berdasarkan business base, bukan product base. Artinya, kami melakukan perencanaan berdasarkan financial revenue yang ingin kami dapatkan di tahun tersebut lalu kami terjemahkan itu ke dalam bentuk produk. Dari situ kami tahu produk apa saja yang akan kami luncurkan dan berapa banyak produknya. Jadi, sebenarnya kami tidak mempermasalahkan ketika produk kami habis dalam 17 detik atau lebih lama dari itu. Target kami adalah menghentikan tagline “small batch production” dalam 2 – 3 tahun, tapi harganya yang akan naik bukan kuantitas produknya yang bertambah hahaha.

Dalam 2 tahun perjalanan ORBITGear, pasti sudah ada banyak feedback yang diberikan customer. Kalau boleh diceritakan sedikit adakah feedback yang berkesan bagi ORBITGear? Bagaimana cara ORBITGear menanggapi feedback tersebut?

Untuk customer lokal, hanya ada beberapa customer yang aktif memberikan feedback untuk ORBITGear. Kontras daripada itu, kami beruntung mempunya customer luar negeri yang tidak sedikit dan dapat meluangkan waktu untuk menulis banyak paragraf hanya untuk memberikan feedback kepada kami. Contohnya, “Guys, tolong waktu dropnya disesuaikan per region,” atau “Guys, harga kalian terlalu murah!” Itu cukup berkesan untuk kami. Kami merasa harga yang ditawarkan ORBITGear sekarang sudah cukup tinggi dengan margin yang cukup sehat untuk membantu ORBITGear berkembang. Kami tidak mungkin berkembang dari awalnya 2 penjahit menjadi 30 pegawai jika tidak disokong oleh margin yang sehat. Berbicara margin, harga yang ditawarkan ORBITGear sekarang sebenarnya masih berada di 75% harga ideal kami nantinya. Feedback lain yang berkesan malah tidak berasal dari segi produk. Saat kami membuka lowongan full dan part time, orang lokal yang berminat bergabung di ORBITGear hanya 8 orang sementara orang luar negeri hampir 40 orang! Bahkan salah satu dari mereka berkata di email bahwa dia siap untuk pindah dari New York ke Jakarta untuk bekerja di ORBITGear. Kami berpikir, “Orang luar negeri bisa sampai bertindak sejauh ini untuk ORBITGear?! Padahal mereka gak tau kalau kami sumpek-sumpekan di sini hahaha.” Selain itu, kami sempat kedatangan orang Kanada dari bulan Mei sampai Juli tahun lalu. Dia sengaja datang ke Jakarta hanya untuk internship di ORBITGear. Bahkan dia sempat bercerita bahwa di kampusnya, salah satu kampus fashion terbaik di Kanada yang punya link dengan Arc’teryx, ada 8 dari 40 orang mahasiswa angkatannya pakai ORBITGear! Kami sempat menjelaskan sebelum dia datang ke Jakarta bahwa gaji internship yang kami tawarkan tidak seberapa dengan waktu kerja 3 hari seminggu. Dengan kondisi seperti itu, dia tetap berminat untuk melihat bagaimana work ethic di ORBITGear. Bahkan dia berharap 2 tahun lagi setelah lulus dia dapat bekerja di ORBITGear. Kami juga belajar banyak dari dia, misalnya menghitung besar kantong itu ternyata ada rumus geometrinya.

ORBITGear banyak belajar dari feedback yang diberikan customer mereka.

Masuk ke dua pertanyaan terakhir. Apa pelajaran terbesar yang didapatkan ORBITGear dalam 2 tahun terakhir?

Jangan takut mengambil risiko. Mungkin ini bukan secara khusus dari ORBITGear tapi secara personal dari saya. Jika saya tidak mengambil keputusan besar untuk meninggalkan brand yang saya besarkan selama 7 tahun, tidak akan ada yang namanya ORBITGear. Dari sisi ORBITGear, nilai dasar dari brand kami adalah integritas. Jadi jika kami melakukan hal baik, walaupun itu hal yang kecil dan tidak terlihat, kami percaya feedback-nya akan baik juga. Misalnya, penjahit kami akan tetap melakukan hal yang sama saat itu ada supervisi atau tidak. Kami yakin ini dapat diaplikasikan secara umum oleh brandbrand lain. Jangan sampai ada yang namanya cutting corner.

Apa selanjutnya dari ORBITGear? Jangka pendek dan panjang.

ORBITGear x Livingbone. Kami akan membantu teman kami untuk revive brand tersebut. Selain itu akan ada ORBITGear AW19 dan beberapa kolaborasi dengan brand internasional. Lalu 2020 kami akan membuka flagship store di Jakarta. Ini adalah salah satu milestone kami dalam membangun sebuah brand. Kami perlu hadir secara fisik di Jakarta. Dan kenapa harus menunggu 3 tahun, kami ingin ORBITGear untuk hadir langsung di PIM atau Plaza Senayan. Jadi, kami memang harus mengumpulkan dananya dulu hahaha. Terakhir, kami akan mengembangkan material agar produk kami lebih beragam.

 

 

Leave a comment