Skip to content Skip to footer

Berita Denim Lokal

Seiring dengan kembalinya tren Raw Denim movement di dunia saat ini, negeri kita pun tidak kalah cepat dalam respon terhadap tren ini. Dalam beberapa bulan terakhir ini, di awal tahun 2010, kita seperti kebanjiran banyak brand lokal baru yang muncul dan menawarkan produk-produk berupa jeans ataupun yang masih sehubungan dengan tren Raw denim dan americana workwear. Dalam post kali ini kita hanya ingin sekedar meng-update keadaan denim lokal di Indonesia, walaupun beberapa info ini sudah beredar sebelumnya di forum.

Brand Baru

Di tahun 2010 ini cukup banyak bran lokal baru yang bermunculan dan tidak jarang munculnya pada waktu yang relatif dekat ataupun bersamaan. Beberapa merupakan brand yang sudah cukup matang dan beberapa lainnya perlu improvement yang cukup besar.

Ruffneck Jeans merupakan salah satu brand yang muncul di kisaran akhir 2009 dan awal 2010. Sepertinya salah satu pemilik dan pemain di belakang layarnya sebelumnya merupakan salah satu penyedia jasa proxy denim yang handal. Ruffneck menawarkan basic jeans dengan cut yang modern seperti skinny dan slim. Tampaknya potensi fading Ruffneck juga terlihat cukup baik, bisa dilihat dari salah satu jeans Ruffneck yang diikut sertakan dalam INDIGO Denim Contest 2010.

Jajaran produk dari Ruffneck

Baru saja kami menerima info mengenai Easton yang ternyata memiliki website yang cukup apik dengan info yang padat. Produk yang ditawarkan Easton merupakan jeans-jeans dengan cutting dan desain yang modern, bisa lebih detil dilihat di bagian desain beltloop yang berbeda dengan beltloop classic.  Selain itu tampaknya Easton sangat menyenangi warna hitam. Easton juga menawarkan beberapa cutting yang sepertinya dikhususkan untuk kaum hawa.

Easton Jeans

Salah satu brand yang cukup menarik perhatian adalah Tendos The Imperfection. Selain memproduksi jeans, ternyata Tendos juga membuat 2 model kemeja berbahan chambray yang tampaknya cukup digemari saat ini. Hal yang paling menonjol dari Tendos adalah mereka hanya memproduksi produknya dengan quantity yang sangat kecil, yaitu sekitar 6 buah per model. Hal ini cukup menarik dan bisa menimbulkan pertanyaan seperti “apakah Tendos ingin membuat product limited sama dengan paradigma limited sneaker?”, atau “apakah Tendos merupakan home factory yang sangat kecil hingga hanya mampu memproduksi 6 buah per model”.

Tendos Jeans

Dua buah brand berikut menurut kami agak mirip satu sama lain, Esre dan Noots. Keduanya menawarkan jeans yang modern lengkap dengan low yoke dan “swong” yang cukup menonjol. Hmm, mendengar kata swong, jadi ingat sebuah brand lain. Hal yang cukup disayangkan adalah sepertinya baik Esre dan Noots sangat amat terpaku dan terinspirasi dari sebuah brand ternama dari Swedia.

Esre
Noots

Yang Patut Ditunggu

kedua brand ini sudah lama dibicarakan di forum, yaitu Seagull dan Elhaus, kebetulan pemilik kedua brand tersebut tergabung bersama forum. Seperti yang sudah kami liput di artikel wawancara kami dengan Elhaus, brand ini sepertinya cukup potensial untuk mendatangkan produk jeans berkualitas. Dan ternyata gosipnya Elhaus juga tidak akan berhenti di jeans saja melainkan akan meluncurkan produk lain seperti kemeja, dompet, dan apparel lain.

Setelah penampakan prototipe pertamanya di Wall Of Fades (dipakai oleh salah seorang anggota INDIGO), kami mengharapkan Seagull dapat bersaing dengan banjir brand jeans baru di Indonesia, atau mungkin bisa menjadi terkenal seperti “white gulls” yang melekat di back pocket salah satu brand jeans legendaris dari Jepang. Dilihat dari rencana di website mereka, tampaknya bahan denim dari Cone Mills bisa kita lihat sepak terjangnya tahun ini.

Kabar terakhir juga menyebutkan bahwa Mischief Denim Division tampaknya akan sangat serius dalam menjalankan label barunya yang bernama Black Label. Hal ini bisa dilihat dari postingan terakhir yang mengindikasikan pembelian beberapa roll denim dari Okayama, Jepang (dicurigai dari Japan Blue) dan juga pembelian mesin jahit Union Special yang dilihat dari penampakannya merupakan model 43200 atau yang lebih dikenal dengan Union Special untuk chainstitch hem pada jeans. Mudah-mudahan dengan penggunaan Union Special ini akan meningkatkan kualitas denim lokal secara langsung dan tak langsung.

Secara umum, tampaknya geliat denim lokal di tahun 2010 ini sangatlah bagus, bisa dilihat dari munculnya dan mungkin akan semakin berjamurnya brand-brand lokal baru yang menawarkan raw denim. Tentunya hal ini ada segi positif dan negatifnya. Di sisi positif, konsumen akan mempunyai lebih banyak pilihan dan tentunya brand lokal akan semakin kompetitif dan diharapkan akan menjadi kompetitif dalam hal kualitas. Sisi negatifnya, layaknya tren lainnya, bisa jadi tren raw denim ini akan hilang dalam waktu cepat, banyak brand-brand baru yang bermunculan karena mengikuti tren dan tampaknya hanya bersifat oportunis dan cenderung mengejar penyelesaian masalah finansial.

Ada komen tentang berita denim lokal di Indonesia? Mari kita bahas bersama ;)

Leave a comment